Laman

10 Mar 2011

10 Film Animasi Terbaik di Dunia

Film animasi adalah salah satu bagian paling menarik dalam dunia perfilman. Hanya di dalam film animasilah seorang produser bisa mengemukakan skenario yang tak mungkin di peragakan oleh manusia. Hanya di dalam film animasilah hewan yang sudah hancur lebur bisa hidup kembali (Tom and Jerry).

Sejak Walt Disney menemukan prinsip pembuatan film animasi tanpa suara pada awal abad 20, hingga kini sudah tercipta ribuan bahkan jutaan film animasi. Dan untuk mengapresiasikan penghargaan dunia perfilman, Entertainment Weekly telah menyusun daftar 10 film animasi terbaik sepanjang masa.

Berikut adalah 10 fil terbaik sepanjang masa versi Entertainment Weekly :

10. ‘Coraline’ (2009)

9. ‘Bambi’ (1942)

8. ‘Toy Story 2’ (1999)

 
7. ‘The Incredibles’ (2004)

6. ‘Beauty and the Beast’ (1991)

5. ‘Persepolis’ (2007)

4. ‘The Lion King’ (1994)
http://top-10-list.org/wp-content/uploads/2009/05/the-lion-king.jpg

3. ‘Up’ (2009)
http://scrapetv.com/News/News%20Pages/Entertainment/images-4/up-movie.jpg

2. ‘Spirited Away’ (2001)

1. ‘Wall - E’ (2008)
http://www.scene-stealers.com/wp-content/uploads/2008/12/pixar_walle.jpg

10 Binatang yang Terancam Punah

1. Badak Sumatra


 
Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) adalah badak berukuran paling kecil di antara semua spesies badak di dunia. Badak kebanggaan Indonesia yang hidup di pulau Sumatera ini dinyatakan terancam punah karena saat ini hanya tersisa sekitar enam populasi di alam liar atau tinggal 300 ekor saja. Faktor utama berkurangnya jumlah badak ini adalah perburuan liar. Di pasar gelap, cula badak ini dihargai 30.000 dolar AS atau setara dengan Rp 300 juta per kilogram. Selain itu, tingkat keberhasilan pengembangbiakan badak yang sangat kecil turut menuntun hewan ini menuju kepunahan.

 
2. Paus Abu-Abu
 
 
Lembaga International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyatakan pada 2008 bahwa jumlah paus abu-abu (Esrichtiius robustus) berada dalam level aman. Namun, itu hanyalah paus abu-abu yang hidup di sejumlah tempat konservasi, bukan di alam liar. Sejak tahun 1947 pada masa-masa perburuan paus abu-abu, jumlah hewan berbobot 30 ton itu terus berkurang dan belum kembali normal hingga sekarang. Dari 100 paus abu-abu, kini hanya tersisa 23 betina yang masih mampu bereproduksi di wilayah perairan Pasifik Selatan.

 
3. Serigala Merah
 
 
Anda pernah menonton film animasi Ice Age? Film ini menceritakan kehidupan unik sejumlah satwa pada zaman es, zaman dimana hampir seluruh permukaan bumi ditutupi es. Nah, percaya atau tidak, hewan bernama serigala merah (Canis lupus rufus) ini adalah salah satu hewan Ice Age yang masih hidup hingga kini. Para ilmuwan mengestimasi hanya ada 100 serigala merah di alam liar Carolina Utara, Amerika Serikat, dan sekitar 150 ekor di beberapa fasilitas penangkaran.

 
4. Harimau Siberia
 
 
Harimau Siberia atau disebut juga harimau amur (Panthera tigris altaica) adalah spesies harimau yang pernah tinggal di wilayah Cina, Semenanjung Korea, dan Mongolia. Namun, kini hewan tersebut hanya bisa bebas berkeliaran di Rusia, di wilayah perlindungan kawasan Amur-Ussuri. Sejumlah ahli meyakini masih terdapat 350 hingga 450 hewan ini di alam liar.

 
5. Musang Berkaki Hitam
 
 
Akibat ulah manusia yang terus membabat alam liar tanpa henti, musang berkaki hitam (Mustela nigripes) hampir punah dari muka bumi. Hewan asli Amerika Utara ini kini dinyatakan sebagai mamalia paling terancam punah di kontinen AS. Hewan malam hari atau nokturnal ini memburu hewan pengerat, prairie dog sebagai makanan utama. Seiring menurunnya jumlah populasi hewan buruannya, jumlah musang berkaki hitam ini juga ikut berkurang. 
 
 
6. Buaya Filipina

Sesuai namanya, buaya Filipina (Crocodylus mindorensis) adalah spesies buaya yang dilindungi di Filipina. Berdasarkan survei pada 1995, buaya bertubuh relatif kecil ini hanya tersisa 100 ekor di Filipina. Hal ini menjadikan buaya tersebut sebagai satu dari spesies hewan paling terancam di dunia.

7. Gorila Gunung
 
 
Sejak gorila gunung (Gorilla beringei beringei) ditemukan akhir 1902, jumlah populasi hewan ini terus berkurang akibat pembalakan liar, perburuan massal, dan perdagangan hewan ilegal. Saat ini, jumlah primata yang mampu hidup di daerah dingin maupun panas ini hanya ada 720 ekor yang tersebar di wilayah Uganda.

 
8. Hiu Gangga
 
 
Hiu penghuni Sungai Gangga di India bernama hiu gangga (Glyphis gangeticus) ini merupakan satu dari 20 daftar hiu terancam punah versi IUCN. Hiu yang memiliki reputasi sebagai pemakan manusia ini banyak diburu untuk diambil minyaknya. Selain itu, semakin tercemarnya Sungai Gangga menjadi faktor lain yang menyebabkan spesies ini kian sulit ditemukan.

 
9. Orangutan Sumatra
 
 
Satu lagi hewan terancam punah dari Tanah Air, Orangutan Sumatra (Pongo abelii). Primata langka bertubuh lebih kecil dari dua spesies orangutan yang lain ini adalah pemakan buah-buahan dan serangga. Seperti biasa, penyebab berkurangnya jumlah mereka adalah habitat yang hancur dan perburuan liar. Orangutan ini termasuk salah satu hewan yang memiliki kemampuan reproduksi rendah. Pongo abelli betina hanya mampu melahirkan tiga anak selama masa hidupnya.

 
10. Burung Kondor California
 
Burung kondor California (Gymnogyps californianus) adalah burung pemakan bangkai asal California, AS, yang mempunyai masa hidup paling panjang dibanding burung lain, yaitu sekitar 50 tahun. Gara-gara perburuan liar dan berkurangnya habitat, burung langka ini hampir punah secara keseluruhan pada 1980. Namun berkat upaya konservasi dari berbagai ahli hewan, burung ini selamat. Kini, terdapat 332 Burung Kondor California di beberapa penangkaran, termasuk 152 ekor di alam liar.

Satelit Pengamat Bumi Gagal Mengorbit





Misi peluncuran satelit Glory milik NASA dinyatakan gagal setelah roket Taurus XL yang membawanya, Jumat (4/3/2011), gagal menempatkannya ke orbit. Hal tersebut disebabkan pelindung yang menutup bagian atas roket tidak terlepas seperti yang direncanakan pada saat tiga menit setelah diluncurkan.Satelit yang dibangun dengan dana 424 juta dollar AS itu pun direlakan hancur dan jatuh di Samudra Pasifik. Ini merupakan kegagalan kedua yang dialami NASA untuk satelit yang dirancang melakukan pengamatan Bumi. Dua tahun lalu, satelit Orbiting Carbon Observatory (OCO) juga gagal mengorbit. Glory diluncurkan dari Vandenberg Air Force Base, California, AS.


"Kehilangan satelit Glory merupakan tragedi bagi pengetahuan soal iklim," ujar Bruce Wielicki, ilmuwan senior di Pusat Riset Langley milik NASA. Ia mengatakan, untuk membuat satelit yang sama dibutuhkan waktu tiga hingga tujuh tahun.
Satelit Glory sedianya digunakan untuk melakukan riset pemantauan di antariksa. Instrumen yang dibawanya akan melakukan pengukuran untuk memberi informasi bagi ilmuwan terkait bagaimana matahari dan partikel atmosfer yang disebut aerosol dapat memengaruhi iklim Bumi.
NASA dan Orbital Sciences Corp belum dapat memastikan pemicu gagalnya peluncuran tersebut. Sistem separasi pelindung satelit di bagian atas roket tersebut telah didesain ulang karena sempat gagal meluncurkan satelit. Pada beberapa peluncuran, sistem tersebut sukses, tapi ternyata kali ini gagal.